MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH KAMULAN
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah atau MIM Kamulan, adalah sebuah lembaga pendidikan dasar milik persyarikatan Muhammadiyah ranting Kamulan. MIM berdiri sejak tanggal 1 Agustus 1964 sesuai dengan piagam berdirinya MIM kamulan dari kantor wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Timur tanggal 20 Maret 1978 Nomor Lm/3/2278/A/1978
Sejarah berdirinya, madrasah ini mula – mula madrasah masuk sore dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kamulan. Mata pelajaran yang di berikan ialah mata pelajaran agama Islam dan pengetahuan umum. Dengan kurikulum seperti ini mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat, sehingga perkembangan murid dari tahun ke tahun cukup menggembirakan . Maka karena perkembangan madrasah cukup baik, pada tahun 1969, dibukalah madrasah yang masuk pagi, disamping yang masuk sorepun juga terus berjalan. Madrasah dengan masuk pagi ini malah lebih diminati masyarakat, sehingga jumlah muridnya terus bertambah.
Melihat keadaan MIM dengan kurikulum yang sama tetapi ada yang masuk sore dan ada yang masuk pagi, maka pada tahun 1973, diambilah kesepakatan bahwa madrasah sore dirubah menjadi Madrasah Diniyah Muhammadiyah atau Madim dengan 2 tingkat yaitu Madim Ula dan Wustho, sedangkan yang masuk pagi tetap Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah atau MIM, yang terus berjalan sampai sekarang.
Kini MIM telah berusia 45 tahun, kalau dianalogkan dengan manusia, maka telah menjadi manusia dewasa dengan telah banyak makan asam garamnya kehidupan. Demikian pula MIM, dengan usianya yang telah dewasa juga telah memiliki banyak pengalaman – pengalaman.
Dibidang mendidik putra – putri anak warga masyarakat, sebanyak 1.149 orang anak yang pernah mengenyam pendidikan di MIM ini. Diantara mereka ada yang menjadi pegawai negeri sipil baik sebagai guru maupun pegawai negeri lainya, sebagai polisi, tentara, pegawai BUMN, perangkat desa, pengusaha dan sebagainya. Dan pada tahun 2009 / 2010 ini jumlah murid sebayak 125 orang, terdiri dari 65 orang anak laki – laki dan 60 orang anak perempuan. Diantara mereka banyak juga yang anaknya alumnus MIM itu sendiri atau cucu – cucu mereka.
Dibidang tenaga pendidik 52 orang guru lebih yang pernah mengabdikan diri di Madrasah ini, dari jumlah guru itu sebagian adalah guru – guru yang diangkat oleh persyarikatan dan sebagian lagi guru – guru bantuan dari pemerintah dalam bentuk DPK dari Departemen Agama. Nama – nama guru dari persyarikatan antara lain Alm. Bapak Zarkasi, Alm. Bapak Subarjan, Alm. Bapak Ahmad, Alm. Bapak Katimin, Alm. Ibu Subnatun, Bapak Imam Musaji, Bpk. Sajuri, Bpk. Moh. Ghufron, Bpk. Dalrozi, Bpk. H. Selannuddin, Bpk Moh. Tantowi Jauhari. S. Pd, MM, Ibu Tatik, S. Pd dan seterusnya, baik yang sudah tidak mengajar lagi di Madrasah ini maupun yang sekarang masih aktif sebagai guru MIM. Adapun nama – nama guru – guru DPK dari Depag antara lain Bpk. Paidjan, BA, Alm. Bpk. Drs. Sayuri, Alm. Bpk. Kusbanan, Bpk. Drs. H. Samsuri. Alm. Bpk Mukarodin, Alm. Bpk. Marjuki, Bpk Imam Kurmen dan masih banyak lagi nama – nama mereka karena jumlah guru DPK dari Depag yang pernah bertugas di MIM ini, ada 24 orang.
Selanjutnya selama 45 tahun 5 kali mengalami pergantian pimpinan, Kepala madrasah pertama di jabat oleh Alm. Bpk. Zarkasi, Kemudian tahun 1975 tongkat estafet itu diserahkan kepada H. Selannudin sampai tahun 1981. Dan dengan adanya kepala Madrasah definitive, maka MIM mendapat kepala yang ber NIP dari Departemen Agama yaitu Bapak Imam Sayuti, Selanjutnya mulai tanggal 1 Juli 2002 pak Imam Sayuti memasuki masa pensiun maka jabatan Kepala Madrasah dipercayakan kepada Bapak Mukari yang merupakan bantuan dari Departemen Agama juga. Tanggal 1 Agustus 2009 Bpk. Mukari juga mengalami pensiun, akhirnya persyarikatan mengamanahkan jabatan Kepala Madrasah kepada Ibu Anawiyah, S. Ag sampai sekarang.
Dibidang sarana prasarana MIM memiliki ruangan yang lengkap sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007. Ruang belajar berjumlah 6 ruang, sesuai dengan jumlah rombongan belajar, masing – masing berukuran 6,3 x 7,2 m. Disamping itu memiliki satu ruang guru yang berukuran sama dengan ruang belajar, satu ruang pimpinan, satu ruang UKS, satu ruang laboratorium komputer, satu ruang perpustakaan, dua kamar mandi / WC dan satu gudang untuk penyimpanan barang – barang. Dengan adanya ruang – ruang ini maka jumlah ruang (selain kamar mandi / WC dan gudang) berjumlah 11 ruangan. Itu dalam kodisi baik dan baru direhab. Dilengkapi dengan sarananya masing – masing. Dari ruang itu yang 3 ruang berada di lantai 2 gedung bertingkat sedang yang lainya berada di lantai satu, itulah prasarana ruang MIM Kamulan saat ini.
Padahal di awal berdirinya Madrasah ini tidak punya apa – apa. Ruang belajar berada di rumah pengurus, itupun pernah tempatnya berpindah – pindah dari rumah yang satu ke rumah yang lain. Tempat duduk bukan bangku sebagaimana layaknya sekolah, tetapi tikar bekas bungkus garam. Namun karena kuatnya tekad persyarikatan untuk mengembangkan amal usaha itupun dilaksanakan. Tekad kuat persyarikatan secara terus menerus di gelorakan sehingga pada tahun 1969 dapat membuat lokal belajar di halaman rumah Alm. Bpk. Jais. Lokal belajar itu berjumlah 2 ruang masing – masing berukuran 5 x 6 m, terbuat dari glugu atau pohon kelapa dengan dinding gedeg atau anyaman bambu. Baru pada tahun 1973 dengan adanya tanah wakaf disebelah selatan rumah Alm. Bpk. H. Ismail dilokasi MIM sekarang ini, maka dibangun gedung permanen dengan dana seadanya . Perkembangan selanjutnya gedung MIM baru itu terus berkembang dan berkembang dengan dana bantuan dari pemerintah dalam bentuk rehab, hibah, block grand dan ditunjang dari swadaya masyarakat sehingga terwujud gedung yang bagus dan representatif seperti sekarang ini.
Gedung MIM berdiri diatas tanah wakaf, tanaf wakaf itu 106 ru atau 1. 487 m², yang 56 ru atau 784 m² digunakan untuk lokasi pergedungan sedang yang 50 ru ( 703 m² ) wakaf baru yang berlokasi dibelakang B A digunakan untuk kegiatan olah raga dan kegiatan – kegiatan lainya. Sedangkan luas bangunan MIM itu sendiri adalah 562,9 m² dengan rincian yang 402,4 berada di lantai 1 dan yang 160,5 berada di lantai 2.
Itulah perkembangan MIM Kamulan yang dulunya merupakan madrasah yang tidak mempunyai apa – apa, tetapi sekarang menjadi madrasah dengan tanah yang cukup luas serta memiliki gedung yang berstandart nasional dengan segala sarananya. Hal ini antara lain karena kerja sama antara para guru, komite madrasah, pengurus madrasah dan dengan dukungan dari masyarakat. Disisi komite, komite madrasah cukup bekerja membantu madrasah secara efektif, yang saat sekarang ini anggota komite diketuai oleh Bapak Guntur. Dari segi kepengurusan pengurus madrasah dalam keadaan solid dan kompak, dalam membantu secara terus menerus perjalanan madrasah. Dan karena ketentuan Allah juga barangkali, ketua pengurus itu dijabat oleh Bapak Drs. H. Samsuri yang rumahnya berdampingan dengan madrasah sehingga sekaligus yang bersangkutan sebagai pembawa kunci pintu madrasah dan dapat juga membayang – bayangi terus kegiatan belajar mengajar di madrasah ini serta memberi bantuan tenaga dibidang penataan dan kelengkapan sarana prasarana. Maka sudah sepantasnya manakala status akreditasi madrasah mendapat nilai A, artinya sangat baik.
Dibidang akreditasi mula – mula tercatat sebagai madrasah yang terdaftar, hal ini sesuai dengan surat keputusan kepala kantor Departemen Agama Kabupaten Trenggalek tanggal 21 Januari 1993 nomor Mim.09/09.00/pp.032/1529/1993 kemudian dalam akreditasi selanjutnya yang dilakukan oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten Trenggalek meningkat statusnya menjadi madrasah yang diakui, sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Trenggalek tanggal 15 Januari 1994 nomor Mim.09/05.00/Pp.03.2/14/1994. Dan pada akreditasi tahun 2000 meningkat terus statusnya menjadi madrasah swasta yang disamakan dengan madrasah negeri, sebaimana Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Trenggalek tanggal 13 Mei 2000 nomor Mim.09/05.00/Pp.00.11/04/SK/2000
Akreditasi selanjutnya dilakukan tahun 2005. Yang melakukan akreditasi itu ialah lembaga independen dari Departemen Agama. Nama lembaga independen itu ialah Dewan Akreditasi Madrasah atau DAM Departemen Agama. Dalam akreditasi, MIM mendapatkan nilai A artinya sangat baik sesuai dengan Piagam nomor : A / Kw.13.4 / MI / 890 / 2005 tanggal 8 Juni 2005. Tahun 2009 diberlakukan akreditasi baru. Akreditasi tahun 2009 dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah atau BAN S/M. sebuah lembaga independent juga. BAN S/M dalam melakukan penilaian terhadap sekolah atau madrasah mengacu kepada 8 Standart Nasional Pendidikan atau SNP. Delapan standart itu ialah standart isi, standart proses, standart kompetensi lulusan, standart pendidik dan tenaga kependidikan, standart sarana dan prasarana, standart pengelolaan, standart pembiayaan dan standart penilaian pendidikan. Dalam visitasinya yang dilakukan oleh asesor BAN S/M itu pada tanggal 21 Oktober 2009 kembali MIM dapat mempertahankan peringkatnya dengan nilai amat baik yaitu A. Dengan akumulasi nilai 91. Hasil dari akreditasi terakhir ini sebagaimana piagam nomor Dd.006863 tanggal 21 Oktober 2009.
Berkat adanya kebersamaan yang terjalin dengan kokoh dan kuat antara sivitas MIM Kamulan, maka presatasi demi prestasi serta kemajuan demi kemajuan dapat dicapai. Dan kebersamaan itu akan terus dibina dan dikembangkan di masa – masa mendatang, karena memang keyakinan bahwa bersama kita bisa. Adapun sebagai acuan dalam kebersamaan itu ialah visi dan misi yang telah disepakati bersama pula. Visi itu berbunyi “ Terciptanya manusia muslim yang unggul dalam Imtaq dan IPTEK melalui pembelajaran yang efektif “. Maksud visi itu ialah agar peserta didik MIM Kamulan menjadi orang islam yang militan dibidang iman dan taqwanya, yaitu manusia muslim yang memiliki fondasi keimanan yang kuat yang diikuti dengan penguasaan ilmu agama yang mumpuni dan dilaksanakan dengan pengamalan dari ilmu yang dikuasai itu, baik dalam bentuk ibadah mahdhoh atau ghoiru mahdhoh. Di samping unggul dalam imtaq juga unggul dalam IPTEK yaitu memiliki pengetahuan yang cukup sesuai dengan kompetensinya, yang sanggup untuk berkompetisi baik ditingkat regional maupun nasional.
Untuk mencapai itu semua dilakukan melalui pembelajaran yang efektif, yaitu pembelajaran yang dilakukan secara terencana, terarah, bersungguh – sungguh penuh kedisiplinan dan dengan disertai dedikasi tinggi mengharap ridho Allah SWT.
Program pembelajarannya dikemas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan / KTSP atau kurikulum MIM Kamulan. KTSP atau kurikulum MIM Kamulan disusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu dengan memperhatikan Peraturan Menteri Diknas Nomor 22 tahun 2006 tentang standart isi dengan mengarah kepada visi dan misi yang telah disepakati.
Adapun KTSP atau kurikulum itu, struktur programnya sebagai berikut :
1. Kelompok dasar meliputi pelajaran
a. Al Qur’an Hadist
b. Aqidah Akhlak
c. Fiqih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
e. Pendidikan Kewarganegaraan
f. Bahasa Arab
g. Matematika
h. IPA
i. Bahasa Inggris
j. Bahasa Indonesia
k. SBK
l. IPS
2. Muatan lokal terdiri dari :
a. Bahasa Jawa
b. PKLH
c. KMD
3. Pengembangan diri meliputi :
a. Kepramukaan
b. Kegiatan upacara bendera
c. Senam kesegaran jasmani
d. Kegiatan shalat dhuha adan salat jamaah
e. Kesenian dalam kegiatan seni baca Al Quran dan seni musik serta drumband.
f. Palang Merah Remaja.
No comments:
Post a Comment